Kamis, 27 September 2007

Fertility Drugs and Hair Loss

The birth of a child is often the most important miles stone in a person’s life, especially a woman’s. For some women, getting pregnant is extremely difficult and after consulting with fertility specialists they end up on a regimen of medications designed to regulate and hopefully correct irregularities in the ovulation cycles. With this goal in mind, women are doing any thing and everything possible to improve their chances of conception and giving birth to a healthy child.

To increase the chance of conception, many women are taking the drug Clomid or Clomiphene citrate in spite of the rumors that it has the potential to cause hair loss. For most women, the possibility of hair loss is insignificant compared to the potential for becoming pregnant. If you are concerned about hair loss as a possible side effect of Clomid or Clomiphene citrate, then you may be interested in learning about other potential side effects as well. One of the most common side effects of Clomid is its potential for causing multiple births; that is twins, triplets or even quadruplets and quintuplets. This could be potentially good news for couples who want to have more than one child.

Studies have also shown that aside from the increased potential for multiple births the other potential side effects are numerous may include acute abdominal discomfort, bloating, increase in appetite, dermatitis or rashes, depression, diarrhea, dizziness and fatigue. As for the big question, can Clomid cause hair loss, the answer is yes. Hair loss is one of the many potential side effects .

If after considering all of the potential side effects of Clomid or Clomiphene citrate you are still interested in pursuing it as an option for increasing your chances for conception, it is time to discuss the mater with your physician. Discuss your options and ask about alternative medications or methods that may also offer increased potential for pregnancy with potentially fewer side effects. Remember, your goal is to conceive and give birth to the health child or children of your dreams.

By Andrea Dilea

Rabu, 26 September 2007

Hipertensi berpengaruh pada Kelahiran Bayi Tabung

Sebuah tim penelitian di Universitas Boston, US menemukan bahwa para wanita yang melakukan proses IVF memiliki tekanan darah tinggi selama masa kehamilannya bila dibandingkan dengan para wanita yang hamil secara alami.

Penelitian tersebut mengemukakan bahwa proses IVF berhubungan dengan dua kondisi: hipertensi kehamilan dan pre-eclampsia. Keduanya dapat berpengaruh terhadap kondisi si ibu dan kemungkinan kelahiran yang rendah.

Pre-eclampsia dipengaruhi oleh protein yang ada dalam urin dapat menghasilkan tingkat kelahiran prematur sebesar 15%. Bayi yang lahir pun kadang tidak hanya lahir prematur namun juga memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah.

Bagi para wanita yang sedang menjalani prosedur IVF akan mendapati bahwa resiko memiliki darah tinggi adalah sebesar 90% atau lebih dan bahkan resiko pre-eclampsia dua kali lebih besar.

Akan tetapi setelah mengambil beberapa cara untuk mengurangi darah tinggi sebelum melakukan proses IVF, maka kemungkinan keberhasilannya dapat turun sampai 70-80%. Fakta bahwa proses perawatan kesuburan atau fertlitiy treatment yang dapat meningkatkan kemungkinan kelahiran ganda dapat menyebabkan peningkatan hipertensi selama masa kehamilan.

Kesimpulannya adalah bahwa untuk melakukan proses bayi tabung diperlukan berbagai kesiapan mental maupun fisik yang baik. Konsultasikanlah dahulu jauh-jauh hari sebelum anda yakin bahwa anda akan melakukan IVF.

Selasa, 25 September 2007

Perkembangan Bayi Tabung: Pembekuan Sel Telur

Jaman sekarang para wanita lebih memilih karir daripada memiliki keluarga tapi setelah mereka menyadari pentingnya sebuah keluarga, mereka sadar bahwa sebentar lagi atau sekarang mereka sudah akan mengalami menopause. Namun jangan kuatir, program bayi tabung atau IVF memiliki perkembangan baru dalam subprosesnya, yaitu sistem pembekuan sel telur yang memungkinkan para wanita bebas dalam memilih waktu yang tepat bagi mereka untuk memulai sebuah keluarga tanpa kuatir batasan umur dan siklus reproduksi yang mereka alami.

Sistem pembekuan sel telur ini baru akan diluncurkan di negara Inggris Raya. Biasanya yang dibekukan adalah sel sperma si pria, namun setelah berbagai penelitian maka didapatlah sistem baru pembekuan bagi sel telur.Sebelumnya, berdasarkan tingkat keberhasilan yang rendah yang didapat dari sistem pembekuan sel telur ini serta hanya dilakukan bagi pasien penderita kanker, akan tetapi para rumah-rumah sakit percaya bahwa tehnik yang dikembangkan oleh ilmuwan Jepang ini akan dapat menghasilkan bayi tabung dengan tingkat keberhasilan yang cukup besar.

Professor Gedis Grudzinskas, kepala medis Bridge Center meyakini bahwa tehnik ini akan menwarkan sejumlah pilihan kepada para wanita. "Dahulu para wanita memakai pil kontrasepsi untuk dapat menentukan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak, tapi sekarang tehnik pembekuan sel telur inilah yang lebih efektif."
Akan tetapi tehnik pembekuan sel telur ini yang juga lebih dikenal sebagai vertifikasi masih berada dalam tahap awal perkembangannya. Sebelumnya sistem pembekuan sel telur ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam proses pembekuan dan pencairannya berdasarkan kandungan air yang tinggi yang terdapat didalamnya dan proses pengkristalisasiannya dapat menimbulkan kerusakan pada sel telur.
Tehnik pembekuan sel telur yang telah diperbaharui menggunakan proses pemindahan kandungan air yang ada didalam sel telur lalu dilakukan pembekuan dengan menggunakan nitrogen cair. Setelah berbagai penelitian maka disimpulkan bahwa 90-95% sel telur dapat selamat dari proses pembekuan dan dapat digunakan selanjutnya untuk proses bayi tabung dengan tingkat kealamiahan yang hampir sama dengan sel telur segar.

Ibu Tessa Darley, seorang pejabat pemerintahan yang nerumur 37 tahun adalah seorang wanita di Inggris yang menggunakan tehnik pembekuan baru ini. "Saya dapat menentukan kapan saya harus mengakhiri karir, menemukan si Mr.Right, memulai sebuah keluarga dan jikapun saya mengalami menopause, saya masih dapat memiliki bayi dari kandungan saya sendiri," katanya yakin.

Meskipun rumah sakit di Inggris jarang sekali melayani treatment kesuburan untuk wanita yang berumur lebih dari 50 tahun, banyak kritik mengenai pembatasan umur bagi wanita yang sudah mengalami postmenopausal dalam menjalani program IVF.

Jumat, 21 September 2007

Perkembangan Bayi Tabung: Blastocyst Culture


Blastocyst culture adalah sebuah tehnik baru dalam prosedur in vitro fertilization dimana embrio yang ditanamkan adalah yang sudah berumur 5-6 hari, 2 hari lebih lama dari IVF standar. Penambahan waktu ini mempermudah memilih embrio yang lebih sehat dan memiliki kemungkinan keberhasilan yang lebih tinggi. Kesempatan untuk kelahiran ganda (kembar, kembar tiga) pun lebih dapat diminimalkan.

Tehnik IVF pada umumnya menggunakan embrio yang berumur 3 hari dengan tingkat sel 6-10 lalu kemudian dipindahkan kembali ke dalam uterus. Jika embrio dibiarkan tumbuh selama 5 hari atau lebih di laboratorium, maka embrio tersebut akan menjadi blastosis dengan tingkat perkembangan sel 50

Keunggulan Blastosis

Sel dari embrio yang berumur lebih dari 3 hari akan mulai untuk membelah setelah distimulasikan dengan sinyal yang dapat ditemukan dalam sel telur yang sudah matang. Embrio memiliki genom yang unik yang belum diaktifkan. Setelah 5 hari, genom tersebut akan aktif dan membelah lalu tumbuh berdasarkan sinyal dari genetiknya sendiri. Jika embrio telah sampai pada tahap blastosis maka embrio tersebut telah melalui masalah pertama dalam proses perkembangannya. Proses pengaktifan gen ini tidak dapat dievaluasi jika embrio masih berumur 3 hari. Dalam siklus reproduksi normal, hari ke-3 (6-10 sel) embrio berada dalam tuba fallopi. Setelah 5 hari, blastosis akan tiba di saluran uterus dan memulai proses implantasi. Pemindahan blastosis yang berumur 5 hari lebih bersifat alamiah dalam prosesnya jika dilihat dari padangan psikologi.

Sistem Pemindahan Blastosis belum banyak digunakan karena proses pengaktifan gen-nya memerlukan media kultur dan lingkungan yang khusus.

Berbeda dari proses standar IVF, proses blastosis ini memerlukan embrio yang berumur 5 hari atau lebih. Tapi jika dilihat dari penangan si pasien, maka secara umum prosedur yang digunakan tidak berbeda jauh dari standar IVF.

Senin, 10 September 2007

Infertility Treatments Options

Infertility is a problem that plagues thousands of couples and can be a very difficult and painful situation to cope with. However, nearly 90% of all infertility cases (either by male or female causation) can be overcome with infertility treatments, whether through surgical or medicinal techniques. It is important that couples thoroughly research all available and practical treatments and choose the best option for them based on financial, social, religious, ethical, and medical factors pertinent to them. Here are a few of the basic and most common infertility treatment options available.

- Intrauterine Insemination (IVI) – a very basic infertility treatment in which women have the option of doing a natural cycle, meaning no fertility drugs are used in the process. A sperm sample, taken from the husband or partner, is prepared and placed in the mother’s uterus.

- Ovulation Induction – Fertility drugs and medication is used to help the mother consistently ovulate. This process can be used for multiple cycles and in conjunction with other infertility treatments and therapies.

- In Vitro Fertilization (IVF) – Fertility drugs are used to induce a controlled ovarian hyperstimulation in the mother. The eggs are then removed and combined with semen in a Petri dish where they are fertilized. A couple of days later, the fertilized eggs are placed back in the uterus.

- Egg Donation – Using an egg donor is a pragmatic option for women who are not able to produce eggs or have eggs of low quality. Typically, these women are older or have experienced premature menopause. The donor eggs are fertilized through the In Vitro process and placed into the recipient’s, or birth mother’s, uterus.

By Katie Matheson

Jumat, 07 September 2007

Alternatif IVF: Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT)


Bila anda memiliki kesulitan untuk mendapatkan kehamilan, maka anda mungkin sudah mencoba beberapa pengobatan alternatif. Namun jika anda masih tetap gagal dalam mencoba beberapa siklus pengobatan, tehnik pemindahan zigot intra fallopi atau zygote intrafallopian transfer (ZIFT) akan berhasil baik untuk anda. Prosedur ZIFT ini memiliki beberapa kelebihan dalam penanganan pengobatan masalah kesuburan dan banyaknya bukti keberhasilan yang ada.

Zygote Intrafallopian Transfer adalah sebuah tehnik ART (assisted reproductive technology) yang menggabungkan antara tehnik in vitro fertilization (IVF) dengan gamete intrafallopian transfer (GIFT) guna menghasilkan kehamilan. Selama proses ZIFT, sel telur anda akan dibuahi oleh sel sperma pasangan anda dalam sebuah laboratorium. Setelah sel telur ini dibuahi, lalu akan dipindahkan kedalam tuba fallopi melalui operasi bedah laparoskopik.

Keberhasilan
Tingkat keberhasilan tehnik ZIFT ini cukup meyakinkan walaupun dari 100% tehnik bayi tabung yang ada hanya 1% yang menggunakan tehnik ZIFT ini. Pada tahun 2006 di Amerika Serikat telah lahir lebih dari 280 bayi melalui tehnik ZIFT. Tingkat keberhasilan ZIFT akan bergandung pada umur anda. wanita yang lebih muda akan dapat memiliki tingkat keberhasilan yang lebih daripada wanita yang sudah berumur. Rata-rata 36% pasien ZIFT akan mendapatkan kehamilan selama siklus.


Persyaratan untuk pasien pengguna ZIFT

1. Memiliki masalah ovulasi
2. Pasangan anda memiliki jumlah sel sperma yang sedikit
3. Anda tetap tidak bisa hamil setelah 1 tahun mencoba
4. Anda memiliki 5 atau lebih siklus intrauterine insemination yang gagal
5. Tuba fallopi anda tidak terhalang, tidak terluka

Prosedur Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT)
Prosedur ZIFT secara keseluruhan akan memakan waktu selama 4-6 minggu. Kadang-kadang diperlukan lebih dari satu kali siklus untuk memperoleh kehamilan.
Langkah-langkah ZIFT adalah sebagai berikut:
1. Pemberian hormon untuk menstimulasi sel telur
2. Setelah sel telur dewasa, akan dipindahkan
3. Pembuahan sel telur oleh sel sperma
4. Setelah sartu hari, sel telur yag sudah dibuahi akan sipa untuk melakukan proses pemisahan diri, dalam tahap ini embrio akan berubah menjadi zigot
5. 1 - 4 zigot akan diletakkan dalam tuba fallopi anda
6. Anda akan dites untuk impalntasi dan kehamilan dalam beberapa hari kedepan

Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan ZIFT adalah dapat memastikan langsung apakah proses bayi tabung yang akan dilakukan berapa persen tingkat keberhasilannya. Ini karena selama proses ZIFT, sel telur anda akan dilihat berhasil atau tidaknya pembuahan yang dilakukan oleh si sel sperma dalam laboratorium. Lain lagi dengan tehnik Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT) yang hanya meleburkan sel sperma dan sel telur lalu diletakkan langsung dalam tuba fallopi sebelum sel telur dan sperma tersebut menjadi sebuah zigot. Tehnik ZIFT juga akan menempatkan zigot yang aktif langsung didalam tuba fallopi. Beberapa pasangan merasakan bahwa cara ini lebih alamiah dalam mendapatkan kehamilan.

Kelemahan ZIFT adalah perlunya dilakukan dua kali operasi bedah secara terpisah: satu untuk memindahkan sel telur dan satu lagi memasukkan zigot kedalam tuba fallopi. tehnik bayi tabung secara ZIFT ini juga memerlukan biaya yang besar, sekitar 13,000 US$/siklus. Sebagai tambahan, ZIFT dapat meningkatkan peluang kehamilan ganda. Sekitar 35%nya secara fakta melahirkan secara ganda.

Jadi GIFT atau ZIFT?
Dianjurkan untuk memilih GIFT terlebih dahulu karena metode GIFT lebih murah dan menurunkan resiko kehamilan ganda. Jika GIFT gagal, maka anda pasti akan memilih ZIFT. Diskusikan secara matang dan terarah dengan dokter kandungan anda dalam metode yang terakhir ini.

Alternatif IVF: Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT)


Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT) adalah sebuah tehnik penciptaan kehamilan dimana sel telur yang sudah dipindahkan dari ovarium si wanita akan dikawinkan dengan sel sperma si pria yang sudah dicuci bersih, lalu kemudian sel telur dan sperma tersebut diletakkan dalam tuba fallopi melalui lubang kecil dalam abdomen si wanita.
Tehnik Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT) ini diperkenalkan pada tahun 1984. Tehnik ini menggunakan by-pass fungsi tuba fallopi untuk mengangkat sel telur. Tehnik ini akan menghasilkan proses pembuatan bayi tabung secara lebih alamiah bila dibandingkan dengan tehnik In vitro fertilization (IVF). Embrio yang diletakkan langsung dalam tuba fallopi akan berkembang dalam lingkungan dan keamanan yang alamiah.
Tehnik Gamete Intrafallopian Transfer ini dapat digunakan sebagai alternatif daripada tehnik IVF, sebagai akibat dari infertilitas sel sperma, akan tetapi tehnik ini tetap tidak direkomendasikan jika alasannya adalah kasus infertilitas. Indikasi utama untuk penggunaan tehnik GIFT ini adalah untuk pasien yang memiliki masalah pada non-tubal muda dengan analisis semen yang normal.
Kelemahan antara tehnik GIFT dengan IVF adalah kurangnya informasi mengenai fertlisasi dan kualitas embrio serta pemindahan sel telur yang tidak fertil dibandingkan dengan embrio yang terpilih.

Rabu, 05 September 2007

Langkah-langkah IVF dalam Gambar bag.2


Menciptakan Embrio
6. Jika sel sperma dan sel telur terbukti sehat, maka sangatlah mudah untuk menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Jika sperma tidak sehat sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur, maka akan dilakukan ICSI.

Embrio Berumur 2 hari
7.Tujuan utama IVF - menghasilkan embrio berumur 2 hari. Embrio ini memiliki 4 sel, yang diharapkan mencapai stage perkembangan yang benar.


Pemindahan Embrio
8.Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan ke sistem reproduksi si pasien



Implanted foetus

9.Dua minggu setelahnya, tes kehamilan dapat dilakukan.

Sabtu, 01 September 2007

Langkah-langkah Proses Bayi Tabung (IVF) dalam Gambar Bag 1


Menerobos Kesuburan
1.Sel sperma berada di sekitar sel telur-siap untuk membuahi


Perkembangan Sel telur
2.Sel telur hampir siap untuk dilepaskan dari ovarium si wanita.
Selama masa subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur yang akan berpindah ke bawah yang lalu akan bertemu sel sperma yang akan mengakibatkan terjadinya pembuahan.


Injeksi
3.Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya untuk memilih yang terbaik diantaranya. Untuk melakukannya, si pasien akan diberikan hormon untuk menambah jumlah produksi sel telur.
Proses injeksi ini dapat mengakibatkan adanya efek samping.


Pelepasan Sel telur
4.Setelah hormon bekerja sepenuhnya maka sel-sel telur siap untuk dikumpulkan. Dokter bedah akan menggunakan laparoskop untuk memindahkan sel-sel telur tersebut.


Spema beku
5.Sperma yang dibekukan disimpan dalam nitrogen cair yang dicairkan secara sangat hati-hati oleh para teknisi

IVF Cost

In vitro fertilization average priced about $12,400 a cycle. This expensive procedure can cause a great amount of stress to couples wanting to conceive. This is especially true of women who need to go through multiple cycles before becoming pregnant. Coping with the stress of IVF is faced by couples every day. What are the mechanisms that can help couples who are about to undergo IVF?

The first thing you need to do is to develop a financial plan to determine if it is not only affordable, but is covered by your insurance plan. Contact your HMO and find out exactly what it does and doesn't cover. If it covers some or all of your treatments, decide which one of you will negotiate with the insurance company. List your assets to ensure you have enough money to pay for the treatments. If you need assistance, ask for help from your family members or, if you own a home, decide if it is beneficial to take out a second mortgage. Check loan possibilities as well.

Take a good communication with other couples who are also trying to cope with IVF to see if there is something you may have missed. In addition, talking to others who are experiencing the same problems makes it much easier to cope with everything you have to deal with. Check online fertility forums; research the data; perhaps you may find solutions which you never thought possible.

If the stress is overpowering you, seek counseling. A therapist who understands the IVF process could be of tremendous help in enabling you to cope more easily. Do not isolate yourself into a depression. Keep the dialogue open; and encourage your partner to do the same. Try to keep a positive outlook. Remember, stress can cause problems which, in turn, will ultimately affect your overall health and that of your baby, in the event you do become pregnant.

Survey IVF Parents to Tell the Kid

The majority of parents who conceived through assisted reproduction plan to tell their children about the design, but they are often unsure how to go about it, a British study suggests.

The study focused on couples who had conceived using their own eggs and sperm, with a conventional in vitro fertilization (IVF) or intracytoplasmic sperm injection (ICSI).

A pregnant woman is made of eggs with sperm in a laboratory dish and then incorporated into its midst a few days later. A final form of IVF ICSI that can be used whenever a problem with the number, function or quality of sperm from the man, it includes the injection of a single sperm into an egg without deviation, which not ups the chances it will be successfully pregnant.

In the new study, researchers found that among parents of 181 to 5 and 6 years old who had been conceived through IVF or ICSI standard, or more planned to tell their children about the design or have already done so.

Overall, 16 percent of mothers and 21 percent of fathers were undecided on the issue, while a handful of fathers -- but no mothers -- said they would never tell their children about the design.

The survey also revealed that most parents wanted to tell their children about their conception, there was some uncertainty as to when and how to approach the subject. The vast majority of parents who planned to tell their children said they would like the help of some "child-friendly" literature.

Symptoms Of Early IVF pregnancy - Signs Of An In Vitro Pregnancy

Most of the women under in vitro pregnancy feel confused what would be their symptoms of early IVF pregnancy. Women, who do not conceive naturally, can conceive artificially through in vitro process. Therefore, they often feel whether IVF pregnancy symptoms resemble symptoms of natural pregnancies or not. Following an IVF pregnancy, the egg is taken outside in a Petri dish to fertilize. After fertilization, the egg is again implanted in the body. However, this is an artificial process of being pregnant, the course of the pregnancy advances as the normal period of pregnancy advances. However, after much discussion on IVF pregnancy symptoms, confusions related to this topic has prevailed. Let us talk about the procedures of IVF pregnancy and the symptoms of early IVF pregnancy.

What Is IVF Pregnancy?

This IVF pregnancy has brought ray of hopes to many women who have not been able to become pregnant naturally. Fortunately, this IVF pregnancy also consists of painless procedures. As the egg is fertilized in a Petri dish, it is planted in the womb of by the help of a catheter. The symptoms of early IVF pregnancy come to surface as the fertilized egg is implanted at the walls of uterus. Once the egg is implanted, mother’s body starts generating hormones to support advancement of pregnancy. As the pregnancy symptoms start showing up, take note of each of the signs and prepare a pregnancy journal. However, one must know the date when the egg was fertilized in the womb, otherwise, it is pretty challenging to make a pregnancy journal in case of an IVF pregnancy. So, start with recording the date of the implantation of the fertilized egg in your uterus.

What Are The Symptoms Of IVF Pregnancy?


After the egg is implanted in the uterus, and as your pregnancy is determined through an ultrasound, your body commence showing up symptoms of early IVF pregnancy. These symptoms are usually the symptoms of normal pregnancy. Following is a list of probable signs you can expect in an IVF pregnancy –

# Enhanced level of basal body temperature
# An overdue periods or amenorrhea
# Tender and sore breasts
# Cramping sensation in lower abdominal area
# Discomforts of nausea and queasiness throughout the day
# Increased aversion and fondness to certain foods and fragrances.
# Dizziness and increased level of exhaustion and fainting.
# Sudden onset of mood swings
# Lower back pain
# Urinating frequently

Role of HCG in IVF Pregnancy

HCG hormone is known as the pregnancy hormone and is produced after the fertilized egg is implanted in the uterus. In an interval of few days, this hormone is secreted in the blood and lead to arousal of symptoms of early pregnancy. However, during an IVF pregnancy, this hormone gets released a bit later in comparison to the normal pregnancy. This is the reason, the IVF pregnancy symptoms take a bit longer to arrive. If you are at this stage of IVF pregnancy, you should better consult a doctor or medical process to get your pregnancy confirmed, than to wait for its symptoms. Using an urine test, doctors detect IVF pregnancy. Undergo an HPT or positive urine test or ultrasound to be confirmed of your pregnancy if the symptoms of early IVF pregnancy are yet to show up.

Many women who opt for in vitro pregnancy also known as IVF Pregnancy ask questions if the symptoms of early IVF pregnancy are different from normal pregnancy symptoms. early pregnancy symptoms provides more information on this and other early signs of pregnancy such as early pregnancy symptom spotting, early pregnancy symptom cramping and much more.

By Apurva Jain

Dr. Sudraji S, Pionir Bayi Tabung, Meninggal

Guru besar emeritus bidang obstetri ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sudraji Sumapraja (72), meninggal, Selasa (14/8) pukul 11.30 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ahli infertilitas yang dikenal sebagai pelopor program bayi tabung di Indonesia itu meninggal akibat penyakit jantung dan diabetes dengan komplikasi gangguan ginjal dan hati.

Almarhum meninggalkan seorang istri (Iris Ambarwati), tiga anak (Hendrawati, Kanadi, dan Ambar Gunadi), serta tujuh cucu. Jenazah dimakamkan di Pemakaman Giritama Tonjong, Parung, Bogor, pada hari Rabu (15/8) dan diberangkatkan dari rumah duka, Jalan Ikan Hias Nomor 38A, Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur, pukul 08.00.

Menurut ipar Sudraji, guru besar pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Hadiarto Mangunnegoro, 3 Agustus lalu almarhum sempat masuk Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dan pulang pada 8 Agustus. Malamnya ia jatuh di kamar mandi dan sesak napas. Keesokan hari Sudraji dirawat di RSCM sampai akhir hayat.

Selasa siang jenazah disemayamkan di FKUI dan dilepas oleh Dekan FKUI Menaldi Rasmin beserta sivitas akademika UI.

Menurut Menaldi, Sudraji merupakan dokter yang patut diteladani dan sosok guru sejati. "Beliau bersikap sebagai teman bagi siapa pun, pekerja keras yang selalu tekun, rajin, sabar, santun, dan menuntun," kata Menaldi.

Sudraji menjadi Ketua Tim Rencana Strategis FKUI sejak 2000 sampai akhir hayat.

Saat menjadi Wakil Direktur Medis Kebidanan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Sudraji mendirikan Program Melati (Melahirkan Anak Tabung Indonesia). Pada 2 Mei 1988 lahir bayi laki-laki hasil pembuahan tabung pertama di Indonesia.

Sudraji juga aktif di Yayasan Kesehatan Perempuan, Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, dan sejumlah organisasi lain. (ATK)

Sumber: Kompas