Guru besar emeritus bidang obstetri ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sudraji Sumapraja (72), meninggal, Selasa (14/8) pukul 11.30 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ahli infertilitas yang dikenal sebagai pelopor program bayi tabung di Indonesia itu meninggal akibat penyakit jantung dan diabetes dengan komplikasi gangguan ginjal dan hati.
Almarhum meninggalkan seorang istri (Iris Ambarwati), tiga anak (Hendrawati, Kanadi, dan Ambar Gunadi), serta tujuh cucu. Jenazah dimakamkan di Pemakaman Giritama Tonjong, Parung, Bogor, pada hari Rabu (15/8) dan diberangkatkan dari rumah duka, Jalan Ikan Hias Nomor 38A, Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur, pukul 08.00.
Menurut ipar Sudraji, guru besar pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Hadiarto Mangunnegoro, 3 Agustus lalu almarhum sempat masuk Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dan pulang pada 8 Agustus. Malamnya ia jatuh di kamar mandi dan sesak napas. Keesokan hari Sudraji dirawat di RSCM sampai akhir hayat.
Selasa siang jenazah disemayamkan di FKUI dan dilepas oleh Dekan FKUI Menaldi Rasmin beserta sivitas akademika UI.
Menurut Menaldi, Sudraji merupakan dokter yang patut diteladani dan sosok guru sejati. "Beliau bersikap sebagai teman bagi siapa pun, pekerja keras yang selalu tekun, rajin, sabar, santun, dan menuntun," kata Menaldi.
Sudraji menjadi Ketua Tim Rencana Strategis FKUI sejak 2000 sampai akhir hayat.
Saat menjadi Wakil Direktur Medis Kebidanan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Sudraji mendirikan Program Melati (Melahirkan Anak Tabung Indonesia). Pada 2 Mei 1988 lahir bayi laki-laki hasil pembuahan tabung pertama di Indonesia.
Sudraji juga aktif di Yayasan Kesehatan Perempuan, Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, dan sejumlah organisasi lain. (ATK)
Sumber: Kompas
Sabtu, 01 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar